Page 4 - Temporal Flux
P. 4

Gie Sanjaya

               Di era ketika teknologi digital mendefinisikan ulang struktur realitas kita,
        seni media baru muncul sebagai lensa penting, dimana melaluinya kita menjelajahi
        sifat waktu yang cair. Pameran ini menampilkan beragam upaya penafsiran kembali
        atas pemikiran Krisna Murti. “Temporal Flux: Menavigasi Waktu Melalui Seni Media
        Baru”menyelidiki cara-cara dinamis dan beraneka ragam yang digunakan seniman
        kontemporer untuk menginterpretasikan, menafsirkan, dan mengekspresikan kon-
        sep waktu. Perubahan waktu, waktu yang mengalir terus menerus dan dinamis,
        merupakan konsep mendasar dalam kehidupan manusia. Bentuk-bentuk seni tra-
        disional telah lama berupaya menggambarkan waktu, dari citra statis lukisan klasik
        hingga narasi linear dalam sastra dan film. Namun, seni media baru melampaui
        batasan-batasan itu. Seni media baru melalui pemanfaatan atas teknologi mengu-
        bah waktu menjadi elemen yang nyata dan interaktif.
               Melalui semesta  digital, Mahardika Yudha dan Gelar Soemantri berupaya
        mengkontekstualisasikan kembali peristiwa, kenangan, dan data masa lalu. Melalui
        karya ini, publik dimungkinkan untuk mengalami waktu sebagai entitas yang dapat
        berubah dan berkembang. Kedua seniman menggunakan arsip digital untuk men-
        jembatani kesenjangan antara masa lalu  dan sekarang, menciptakan karya yang
        menyandingkan rekaman sejarah dengan citra kontemporer. Karya ini menelaah
        hubungan  antara  waktu  dan  memori  dengan  menggunakan  media  digital  untuk
        menemukan kepingan-kepingan arsip karya Krisna Murti, yakni Beach Time, Miss
        Call Me, Video SPA, Wayang Machine, Belajar Antri Kepada Semut, Bubbles, 12
        Jam Dalam Kehidupan Penari Agung Rai, Nenek Moyangku, dan Makanan Tidak
        Mengenal Ras. Mahardika Yudha dan Gelar Soemantri menghadirkan kolase digital
        yang menggabungkan rekaman arsip menjadi pameran interaktif yang menantang.
               KAE & Victoria Kosasie memanfaatkan perangkat digital untuk mengubah
        persepsi  waktu,  memperlambatnya  untuk  mengungkap  detail  tersembunyi  atau
        mempercepatnya untuk menyampaikan urgensi dan transformasi. Karya mereka
        mengajak publik memperhatikan kembali lingkungan buatan dan dampak tindakan
        kita terhadap alam. Dengan mengintegrasikan data real-time, karya seni berubah
        menjadi entitas hidup yang berevolusi dan merespons aliran informasi yang berke-
        lanjutan, yang menekankan kedekatan masa lalu dan masa kini. Melalui teknologi
        AI dan VR, M Hafiz Maha berhasil menghidupkan kembali Krisna Murti melalui rein-
        karnasi digital V.1.0. Mira Rizki menggabungkan suara dengan elemen visual men-
        ciptakan pengalaman sinestesia, yang mana suara dapat “dilihat” dan visual dapat
        “didengar.” Interaksi antara indra ini meningkatkan kualitas imersif karya seni, men-
        jadikannya pengalaman holistik. E-interpret: Suara dapat digunakan untuk mema-
        nipulasi persepsi waktu, melalui teknik seperti pengulangan, pelapisan, dan distorsi
        temporal. Manipulasi ini dapat membangkitkan memori, mengubah rasa durasi, dan
        menciptakan pengalaman naratif non-linier.


                                          4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9